Bedah Editorial MI - Harta, Tahta, Pilkada

Published 2024-07-23
SEMAKIN dekat pada pemilihan umum, rakyat negeri ini sudah biasa melihat manuver politik yang makin menjadi. Lawan menjadi kawan, begitu pula sebaliknya. Koalisi lama pecah, koalisi baru terbentuk, atau bahkan semakin banyak yang bersatu membentuk koalisi super.

Politik memang begitu ‘cair’ jikalau tidak mau disebut absurd. Semuanya dianggap sah selama tidak melanggar hukum. Bahkan jika perlu hukum yang ‘disesuaikan’ demi kepentingan yang ada.

Manuver politik yang makin menggila inilah yang pantas membuat kita risau akan kualitas Pemilihan Kepala Daerah 2024. Padahal, pilkada yang akan berlangsung serentak 27 November nanti sangatlah penting bagi nasib bangsa ke depan.

Dari kerja pemimpin daerah lah, segala ukuran keberhasilan maupun kemunduran kualitas hidup rakyat dihasilkan, baik berupa angka kemiskinan, angka penggangguran, angka kesejahteraan per kelompok profesi, hingga angka stunting.

Sebab itu pula, imbauan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir di Yogyakarta, kemarin, amat relevan dan urgen untuk menjadi pengingat. Haedar menekankan agar para calon kontestan pilkada serius mengabdi kepada rakyat dan mengurus daerah dengan sebaik-baiknya, bukan semata mencari kekuasaan atau jabatan. Tanpa niat yang lurus, kontestan pilkada berpeluang menyalahgunakan wewenang saat kelak menjabat.

Perkataan Haedar sama sekali bukan mengawang-awang ataupun klise. Perkataan itu malah sebenarnya memiliki dua peringatan penting. Pertama, soal kontestan yang hanya haus jabatan dan materi. Kedua, soal dampaknya jika rakyat ‘terjebak’ memilih kontestan oportunis dan pemburu rente seperti itu.

Manuver politik yang begitu ‘cair’ sekarang inilah yang juga berimbas pada kualitas calon yang disodorkan kepada rakyat. Masalah lama kaderisasi di parpol bukan saja membuat saban pilkada sosok pesohor menjadi laris. Rumus mendongkrak popularitas paslon dengan menggandeng artis memang sudah ada sejak dulu.

Namun kini, artis yang masuk kontestasi bahkan dengan kualitas yang dicibir oleh rekan-rekan seprofesi mereka sendiri. Ini sebenarnya bukan sepele, dan bukan pula kecemburuan personal. Kondisi itu sesungguhnya menunjukkan betapa kian banyak yang mengingatkan kepada kita tentang ketiadaan rekam prestasi orang yang bersangkutan, bahkan di bidangnya sendiri.

Maka adalah pemikiran logis adanya niat ‘bercabang’ yang dicari para paslon tersebut lewat pilkada ini. Pendeknya, tiga hasrat bagi mereka hendak digenggam sekaligus, yakni harta, tahta, pilkada.

Sebab itu, rakyat harus makin jeli menelaah calon pemimpin mana yang memiliki kehendak lurus demi mereka. Salah satu caranya adalah dengan melihat rekam jejak di bidang mereka masing-masing.

Terhadap para paslon petahana, janji di awal pilkada yang lalu haruslah terwujud di lima tahun saat ia menjabat saat ini. Rakyat tidak boleh tergiur janji baru, apalagi menutup mata akan indikasi skandal atau kasus yang sudah ada.

Angka kemiskinan dan angka pengangguran haruslah menjadi ukuran mutlak. Sebab, apa pun klaim keberhasilan semestinya tecermin pada penurunan kedua angka itu.

Sebaliknya, klaim keberhasilan tanpa jejak di angka kemiskinan dan angka pengangguran justru menjadi pertanda kue kemajuan yang hanya dinikmati segelintir kelompok terus dilanggengkan. Bukan jarang terjadi, kue itu nyatanya hanya manis bagi kroni para pemimpin daerah itu.

Bagi paslon yang bukan petahana ataupun pejabat karir di pemerintahan daerah, rekam jejak memang harus ditelaah lebih jeli. Meski begitu, sesungguhnya juga bukan perkara sulit membedakan janji manis dan niat mengabdi.

Apa pun bidangnya, bekerja membangun daerah ataupun membantu rakyat semestinya bisa dilakukan dengan berbagai cara. Maka, sebenarnya sangat aneh, jika sosok paslon di kontestasi pilkada berjanji untuk membantu rakyat namun selama ini nihil kegiatan dengan masyarakat.

Paslon dengan janji manis seperti itu jangankan menjadi pemimpin dan membuat kemajuan, malah sangat mungkin justru rakyat yang mengajarinya nilai-nilai kehidupan.

Maka kita pun mengimbau parpol untuk memilih paslon yang benar-benar berkualitas di sebulan ini menuju tenggat pendaftaran. Jangan salahkan rakyat jika berpaling bahkan mungkin urung memilih jika paslon yang ditawarkan sekadar sosok-sosok pemburu harta dan tahta.

#hartatahtapilkada #editorialmediaindonesia #bedaheditorialmi
#Metrotv click our website :
- Media Indonesia: mediaindonesia.com/
- E-paper Media Indonesia: epaper.mediaindonesia.com/

Follow official account MI Com di:

- Twitter Media Indonesia: twitter.com/mediaindonesia
- Instagram Media Indonesia: www.instagram.com/mediaindonesia
- Facebook Media Indonesia: www.facebook.com/mediaindonesia
- TikTok Media Indonesia: www.tiktok.com/@media_indonesia

Jangan lupa Follow the Media Indonesia channel on WhatsApp: whatsapp.com/channel/0029VaEHhXzE50Uoym8N1I05

All Comments (21)
  • @PurWadi-fd1jp
    Kami berharap untuk para pemilih yg akan menentukan pemimpin daerah yg bersangkutan kita lihat rekam jejak calon yg dapat amanah bukan sekedar amplop yang paling bayak uangnya tapi akan membuat pemimpin yg tidak amanah
  • Pengalaman yg terjadi selama ini makin meneguhkan keyakinan bahwa konstitusi sebagai pelindung kemajemukan dan keragaman .baik keragaman berpendapat yg merupakan ciri negara demokrasi ,maupun keragaman etnis ,budaya dan agama.
  • Segala upaya utk mempertahankan NKRI dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara ,menanamkan kecintaan pada tanah air serta berperan aktif dalam upaya memajukan bangsa sesuai dengan prifesinya dan kemampuan nya.
  • @susanto8365
    Orang 2 posisi atas memberi contoh yang tidak memberi keteladanan namun justru merusak sendi2 kehidupan contoh money politik yg dilegalkan sehingga yang terpilih tidak memnuhi syarat dan berdampak pilpres tak sesuai harapan rakyat sjalan konstitusi hanya ecek ya gsra2 segepok triliun uang haram juga legislativ juga berbau segepok milyard triliunan jadi apa yang bisa kita harap dari pemimpin yang terpilh dengan cara seperri itu ya akan tetep memperpanjang kecurangan dan kepalsuan berantas korupsi sampai ke akar2nya bila negara bisa berkembang maju dasar Kebo Gupak pokoke untungku dewe!!!
  • Selain diharapkan mampu memahami konsetutusi secara utuh ,para pemuda indonisia sejatinya juga di harapkan dapat mengawal sekali gus melajsanakan nilai nilai ketentuan yg termakrup di dalam nya
  • Jadi ini yang ada nama rakyat Indonesia ini prrcaya lah sama rakyat Indonesia ini punya segalanya punya tugas belah kebenaran dan kejujuran ini yang paling penting ini yang tak pegang sampai kapanpun ini tugas dari Alloh ini ada pesanya ini jangan main 2 ini ingat seluruh rakyat Indonesia assalam mualaikum
  • Assalaamu'alaikum, "Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. 4:32). Wassalaam.
  • Kalou di madura masarakat tidak banyak memilih. semuanya terserah kepala desa yg mimilih kotak suara kepala desa yg menyoblos.???
  • @mrachmat7644
    Vox populi, vox dei adalah ungkapan dalam bahasa Latin yang dapat diterjemahkan sebagai "suara rakyat adalah suara Tuhan." Artinya, suara rakyat itu harus dihargai sebagai penyampaian kehendak Tuhan YME. Kalau tidak salah konteks dari perkataan ini ialah ucapan hakim yang meneguhkan suara para juri dalam perkara di pengadilan. Lalu bagaimana kok sampai ada pergeseran dan dikaitkan dengan Tuhan? Entahlah
  • Semoga rakyat lebih jeli untuk memilih pemimpin yg beekwalitas yg mau mengabdi untuk rakyat yg rekam jejak nya ternbukti apa yg pernah dilakikan untuk bangsa ini karena bukti sejarah suatu pengabdian nya ke rakyat tidak perlu populer yg penting bisa bekerja yg populer tetapi tidak bisa mengabdi kerakyat nanti jadi boneka parpol yg terpenting paepol juga harus mencalonkan yg terbaik nya kalau tidak bagus yg merugi partai rakyat cerdas sekarang bisa memilih dgn jeli semoga raktat bisa buka mata hati nya dgn jelas dan pintar semoga kekuasa dan berkuasa untul ke adilan bagi rakyat sekarang saat ini rakyat cerdas partai nya juga harus memilih calon yg kwalitas kalau tidak cerdas hulu nya kan terjadi tidak akan pernah nyaman karena takyat akan bicara jadi antara parpol dan rakyat harus realitas nya sekarang apa pun bisa terjadi dgn suatu kekuasan nanti rakyat bicara bersatu kembali kerakyat dan bekerja untuk rakyar hati hati kalau salah kaprah kalau tidak sadar untuk memperbaiki untuk masa sekareang dan masa depan 🙏
  • Apa hubungan pilkada dengan perubahan nasip rakyat , masarakat , pertanyaan ini selalu muncul ,antara harapan dan kehatiran menjelang pilkada ,sebab berulang kali pilkada dan pemilu di gelar ,nadip rakyat tak juga berubah.
  • @mrachmat7644
    Siapa yang tahu, apa sih namanya bentuk atau sistim hukum di negeri ini? Ada yang tahu????? Kita ini orang awam, jadi ngga tahu!!!!
  • Memang benar Judulnya itu. Tahta , Harta dan Pilkada. Mereka semua kelihatan ngga tau malu dan ambisi. Yang saya lihat koq anak muda yang belum punya pengalaman, koq mau di usung? Heran! Memang akhir zaman ini manusia aneh2 karena Kekuasaan. Akhirnya nepotisme, tanpa melihat kemampuan anaknya. Sudah ngga takut TUHAN, akhirnya kelihatan Otoriter.
  • Jadi ini yang ada nama rakyat Indonesia ini bisa harus jadi presiden yang baru ini lah yang bisa perbaiki ada rakyat Indonesia ini tak yang tugas poro mintri minta punya hati nurani iya punya pikiran terdas iya dan ngerti tak buat punya keyakan kan ada nama Alloh ini yang harus tak buat belah kebenaran dan kejujuran ini yang paling penting assalam mualaikum
  • Jadi ini yang ada nama rakyat Indonesia ini sudah turun jadi presiden yang baru ini ada kota Semarang ini harus bisa turun tetap bisa jadi persiden yang baru ini ada kota Semarang ini ingat assalam mualaikum
  • Jadi ini yang ada nama gak yang lain 2 ini tetap ini yang ada nama rakyat Indonesia ini harus bisa jadi persiden yang baru ini ingat ini gak lain 2 assalam mualaikum
  • Seseorang menjadi pejabat tanpa visi misi menyejahterakan rakyat...tapi hendak berkuasa merampok uang negara !!!!
  • HATI HATI kalau pilih pilkada, pilkada hrs memperhatikan rakyat kecil,/ pengangguran. Memperhatikan lingkungan daerah.
  • @dwibudi5585
    Tetap Kwalitas Amanah Jurdil Amien Allah hu akbar .