Ini Lho Penyebab Data Kita Gampang Dijebol! Simak! | Helmy Yahya Bicara

Setelah menyimak podcast EndGame Pak Gita Wirjawan, sekarang langsung menyimak ini. Terima kasih Bung Helmy Yahya sudah menyajikan perbincangan yg menarik ini bersama Pak Edwin Permana. Salam sehat selalu!

Pak Helmy, bahas politik sama pak Edwin pasti seru krn beliau tinggal di sana menjadi warga yg merasakan dampak lgs pilpres Amerika. Semoga dipertimbangkan usulannya pak, salam sehat pak Helmy 🙏😊

setelah ini semoga bisa undang pak toto dari DCI Indonesia, data center tier 4 pertama di asia tenggara, nyambung dengan topik yg dibahas di episode ini.

Uhmm, ada yg pernah denggar nama EP sebelum situasi PDN?, pernah tahu track record nya?, cari di google ada gak?, udah coba verifikasi credential nya?. Gw sangst² skeptis dengan tokoh EP.

Itulah kenapa STY lebih memilih pemain dari kompetisi luar negeri.

Pemerintah : yang kami butuhkan itu, SDM yg punya kemampuan/ skill yg bisa mencuri tanpa bisa terditeksi oleh apapun!, di semua negara!.

gak usah teriak2 pak edwin jadi menteri ,turunin aja dulu itu yg lama,gak ada rasa malunya ,serang trus sosmednya ampe dia turun

Harusnya orang-orang yg kompeten seperti ini yg diberi amanah jadi menteri sesuai bidangnya. Tapi mirisnya para pemangku kepentingan tidak pernah melihat ke arah situ.

Btw ini edwin permana siapa sih ya? selama berkecimpung di dunia IT gk pernh denger.

trim ksh P. EDWIN tlh mlakukan yg terbaik utk bgsa ini,, SMG P EDWIN pnjang umur N maaf hx doa yg BS sy lkukan ❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤

Pak E dan Onno W Purbo harusnya yang jadi Menteri Kominfo

jangan percaya netizen, dia cuma ngaku ngaku aja

Podcast Cerdas dan edukatif

Untuk menjawab pertanyaan Helmi Yahya pada 4:10 tentang identittas pelaku serangan siber pada PDNS, kemudian apakah ini pelanggaran hukum domestik atau hukum internasional maka perlu dilakukan scientific forensic investigation untuk mendapatkan technical attribution. Biasanya hasil laporan ada tiga jenis, low confidence, moderate confidence dan high confidence. Adanya tiga "level of confidence" itu karena tidak mudah melacak pelaku serangan siber. Berbeda dengan serangan fisik dimana technical attribution bisa dilacak dari sidik jari, darah atau petunjuk fisik lainnya. Selanjutnya analisis tentang political attribution dan legal attribution bisa dilakukan untuk sampai pada kesimpulan identittas pelaku serangan siber tersebut. Pemerintah Indonesia harus punya kapabilitas untuk menjawab tiga aspek ini, sebagaimana kapabilitas yang dimiliki Department of Justice (DOJ) Amerika ketika berhasil mengejar pelaku serangan ransomware yang menamakan dirinya sebagai Darkside pada tahun 2021. Dimana serangan Darkside itu menyebabkan terhentinya suplai gas di 8 negara bagian serta memaksa Biden untuk menyatakan State of Emergency. Hasil investigasi ketika itu mendorong dilakukannya pertemuan bilateral antara Bidden dan Putin, karena serangan itu termasuk pelanggaran hukum internasional. Kemudian dengan bantuan Russia maka pelaku dapat ditahan dan jutaan USD Bitcoin dapat disita. Tidak seperti di Amerika, sayangnya serangan siber pada PDNS tidak dinyatakan sebagai krisis siber oleh Presiden, padahal cyber crisis protocol sudah ada dan seharusnya dilakukan melalui Perban BSSN No.2/2024. Mudah2-an kedepannya bangsa ini bisa belajar dan melangkah lebih baik lagi... Amin YRA ... 🙏

emangnya mentrinya paham ngomong dg mr E

Keteledoran Kelalaian Ketidakpedulian negara/pemerintah, data identitas masyarakat tersebar, sekarang apa tanggung jawab pemerintah? Data diri, data pajak, data bank, data2 lainnya sudah tersebar

Pahlawan tdk hrs lewat militer. Sipil ciber pun bs jd phlawan. Merdeka ms edwin

Orang ini layak bgt jd menteri kominfo.... Bukan yg saat ini menjabat,,, gak ada rasa malu dan etika.

8:10 betul pak, bisa pakai passkey atau security key bentuk USB dongle sejenis yubikey atau semacamnya. daripada nyebar-nyebar password

Pontianak nyimak Pak Helmi & Pk Edwin...😊😊😊